Hallo,, selamat datang di blog ku,, jangan lupa di follow yah,, tinggalin komentarnya juga,,

Rabu, 27 Juni 2012

0 Kadodo dari Desa Nunggi Wera

     Dodol atau yang dalam bahasa Bimanya disebut kadodo telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Bima sejak enek moyang.

     Di Bima, makan ini telah secara turun temurun dibuat oleh masyarakat di Kecamatan Wera. Meskipun pembuatan dodol semacam ini juga banyak dibuat oleh masyarakat di wilayah lainnya, tetapi dodol yang terkenal adalah kadodo Wera. Ada satu desa di kecamatan Wera yang orang-orangnya sangat aghli membuat kadodo yaitu di desa Nunggi.

     Pada masa lalu, pembuatan kadodo hanya dilakukan pada saat ada hajatan seperti perkawinan, khatam al-qur'an, khitanan dan lain-lain. Pembuatan kadodo dilakukan secara gotong royong oleh warga di iringi musik tradisional Bima seperti biola dan gambo, rawa mbojo serta atraksi Gantaong. Sambil menonton dan menikmati musik dari permainan itu, para pembuat kadodo memaruk kelapa, mengumpulkan kayu bakar, manggali Rubu (semacam tungku perapian yang digali terlebih dahulu untuk memasukkan kayu-kayu bakar). Sambil berpantun dan bersyair para pembuat kadodo mengaduk kadodo dengan kayu kosambi sepanjang satu meter yang memang telah disiapkan sebagai pengaduk Kadodo.

     Untuk membuat dodol yang bermutu tinggi cukup sulit karena proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan keahlian. Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan dicampur bersama dalam kuali yang besar dan di masak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh di biarkan tanpa pengawasan, karena jika di biarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak.

     Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus di aduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi coklat pekat. Pada saat itu pula campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Untuk selanjutnya, dodol harus di aduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk di angkat. Yang terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna cokelat tua, berkilat dan pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong dan di makan.

     Selama ini pembuatan kadodo Wera masih bersifat tradisional terutama pada saat hajatan saja. Pemasarannya pun nyaris tidak pernah dilakukan diluar kecamatan Wera. Perlu upaya pendekatan, fasilitasi dan sentuhan pemberdayaan terhadap para pembuat Kadodo Wera agar produk warisan leluhur ini mampu menerobos pasar. Seperti dodol garut dan dodol-dodol lainnya di tanah air.

Di Ambil Dari :
http://bimaitumbojo.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar