Hallo,, selamat datang di blog ku,, jangan lupa di follow yah,, tinggalin komentarnya juga,,

Senin, 18 Juni 2012

0 Perbedaan Genus Rana dan Fejervarya

A. Genus Rana

1. Karakteristik Eksternal
          Tubuh terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang). Kulit lunak dan tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal, mata dorsal, besar, membran timpaniv, dorsal berada dibelakang dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari-jari.

2. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ
a. Sistem Skeleton
Tengkorak terdiri dari kranium kecil, tulang muka yang lebar dan pipih. Tulang orbital besar, dan rahang sangat lebar. Kolumna vertebralis terdiri dari 10 elemen, yang pertama disebut tulang atlas, yang ke-9 tulang sakral, dan ke-10 tulang urostil (yang sangat memanjang). Semua vertebrae, kecuali pertama, kesembilan, dan kesepuluh mempunyai prosessus transversal yang panjang disebut rusuk.

b. Sistem Otot
Secara majemuk, sistem otot katak berbeda dari susunan miotom primitif, terutama dalam apendiks. Otot-otot segmental mencolok pada tubuh. Segmen kaki teratas berotot besar.

c. Sistem Pencernaan
Mulut dengan banyak gerigi kecil disepanjang rahang atas, dan gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan bifurkat (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esofagus (berdinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Ada kandung empedu. Baik lambung maupun intestinum pada potongan melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu :
- Peritonium
- Lapisan otot
- Submukosa
- Mukosa

d. Sistem Respirasi
Pada berudu terdapat insang eksternal dan (kemudian) insang internal. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru, yaitu berupa kantung-kantung yang pada dindingnya terdapat banyak ruang.

e. Sistem Sirkulasi
Jantung mempunyai 2 aurikel dan satu ventrikel. Darah dari sinus venosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus anteriosus yang bercabang dua di sebelah anterior jantung, lalu terbagi pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokok, yaitu; arteri karotis, arteri sistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari anterior ke posterior). Tiap arteri karotis interna dan karotis eksterna yang menuju kedalam kepala. Arteri pulmo-kutaneus membuat cabang-cabang keparu-paru dan kulit. Arteri sistemik (2 buah) bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang-cabang menjadi seliako-mesentrik (lambung, hati, intestinum), segmental (otot-otot), renal (mesonefros), genital (gonad), dan iliakal (kaki-kaki).

f.   Sistem Ekskresi
Ginjal tipe mesonefroid dan saluran-saluran kemih yang disebut saluran-saluran Wolff (saluran-saluran mesonefros). Saluran-saluran itu langsung membawa secret ke kloaka, walaupun ada juga kandung kemih disebelah sisi ventral kloaka itu.

g. Sistem Saraf
Otak terbagi atas 5 bagian dan sarebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brekeal (serabut-serabut saraf yang silang menyilang). Saraf ke-7, ke-8, ke-9 membentuk pleksus inskiadikus. Sesuai dengan adanya pelebaran korda saraf, maka disini terdapat saraf brakial dan saraf lumba.

3. Reproduksi dan Perkembangan
Fertilisasi eksternal, tetapi terjadi katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur di lepaskan segera sperma di semprotkan).

B. Genus Fejervarya

Hewan ini bertubuh pendek dan berkepala meruncing. Panjang kodok jantan sekitar 30-50 mm, yang betina sampai dengan 60 mm. Punggung berwarna cokelat lumpur, dengan bercak-bercak gelap simetris; terkadang membentuk huruf W atau H di sekitar belikat. Pada beberapa hewan bercampur dengan warna hijau atau kehijauan, kemerahan, keemasan, atau memiliki garis vertebral putih.
Perut dan sisi bawah tubuh putih. Pada kodok jantan, kerap terdapat pola huruf M kehitaman di dagu, di atas kantung suara yang berwarna daging. Sisi samping tubuh dan sisi belakang paha dengan bercak-bercak hitam serupa doreng. Tangan dan kaki dengan coreng-coreng hitam. Bibir berbelang hitam.
Kulit punggung dengan lipatan-lipatan memanjang tak beraturan, seperti pematang seperti deretan bintil panjang, atau seperti bukit-bukit kecil memanjang. Sepasang lipatan kulit berjalan dari belakang mata, melewati atas timpanum (gendang telinga), hingga ke bahu. Kaki berselaput setengahnya, setidaknya satu (pada jari keempat: dua) ruas paling ujung bebas dari selaput renang. Bintil metatarsal sebelah dalam berbentuk oval dan menonjol; sementara metatarsal luar membulat dan rendah, kebanyakan malah hanya serupa bintik kecil.


Daftar Pustaka
Iskandar, D. T. and E. Colijn. 2000. Preliminary Checklist of Southeast Asian and New
Guinean Herpetofauna: Amphibians. Treubia 31 (3): 1-133.
Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians and Reptiles.
Academic Press. London, p : 357 – 35

0 komentar:

Posting Komentar