Lambitu adalah nama sebuah gugusan pegunungan di sisi tenggara Bima. Dalam Bahasa Bima lama, Lambitu berarti Runcing Menjulang.
Di lereng gunung ini didiami oleh orang-orang –orang Donggo Ele yang
menyebar mulai dari sisi utara hingga selatan yang kini menjadi
desa-desa yaitu desa Tarlawi yang masuk dalam wilayah kecamatan Wawo,
Desa Kuta, Desa Teta, Desa Sambori, Kaboro, dan Kaowa. Pada tahun 2006,
sesuai amanat Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 2 Tahun 2006
tentang pemekaran wilayah kecamatan Palibelo, Lambitu, Parado dan
Soromandi Kabupaten Bima, Lima Desa yaitu Teta, Kuta, Sambori, Kaboro
dan Kaowa masuk dalam wilayah kecamatan Lambitu.
Masyarakat yang mendiami lereng Lambitu ini adalah masyarakat yang
satu yang tergabung dalam satu komunitas dan rumpun budaya yang dalam
bahasa mereka dikenal dengan Rumpun Inge Ndai. Inge Ndai berarti saudara
serumpun. Mereka disatukan oleh bahasa rumpun Inge Ndai, kepercayaan
dan agama, keahlian, dan ketrampilan serta rasa senasib sepananggugngan
sebagai Dou Donggo Ele ( Orang Dataran Tinggi Timur). Orang-orang di
gugusan pegunungan Lambitu memiliki karakteristik budaya yang berbeda
dengan orang-orang Bima yang menempati hamparan lembah di sebelah timur
teluk Bima maupun di wilayah lainnya. Keunikakan budaya dan tradisi itu
dapat dilihat dari cara berpakaian, atraksi kesenian, upacara adat,
rumah adat, bahasa dan keyakinan. Namun sejak masa kesultanan,
orang-orang Lambitu dan Donggo sudah mulai membaur dengan suku Mbojo.
Mereka sudah memeluk Islam dan melakukan interaksi social dengan suku
Mbojo hingga saat ini.
Secara umum kecamatan Lambitu dan Sambori berada pada ketinggian
sekitar 500 sampai 700 di atas permukaan laut. Puncak tertinggi adalah
pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut yaitu di Sambori,
Sedangkan desa Kuta berada sekitar 600 meter di atas permukaan laut.
Luas wilayah kecamatan Lambitu adalah 5366,96 KM2. Jarak Lambitu dengan
kota Bima sekitar 44,3 Km 2 dan dapat ditempuh sekitar 1 jam perjalanan
darat. Sekitar 24.488, 7 KM 2 lahan di Lambitu merupakan Hutan
Negara.755,82 Hutan dan hamparan lembah. Sedangkan lahan persawahan
seluas 1001 KM 2, tegalan dan kebun seluas 1018,9 Km2 dan hanya 102,7
Km2 yang dimanfaatkan sebagai lahan pekarangan.
Jumlah penduduk kecamatan Lambitu sesuai Data Statistik tahun 2009
sebanyak 5.757 Jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.388 KK.
Sebanyak 770 KK warga Lambitu menempati rumah sederhana, 608 KK
menemnpati rumah semi permanen, dan hanya 8 KK menempati rumah permanen.
Sebagian besar warga Lambitu masih menggunakan kayu bakar untuk
kebutuhan memasak dan yang paling banyak adalah di desa Sambori.
Sementara untuk kebutuhan air minum dan MCK warga di Lambitu masih
menggunakan sumber mata air dari sungai-sungai yang mengalir di sekitar
wilayah tersebut. Namun saat ini, proyek perpiaan dari PNPM PISEW turut
mendukung pasokan air bersih di wilayah ini.
Sarana pendidikan di Lambitu terdiri dari 8 Taman Kanak-Kanak, 7
SDN, 1 Madrasah Ibtidayah, 3 SLTP, 1 SMU dan 1 Madrasah Aliyah.
Sedangkan sarana kesehatan baru 1 unit yaitu Puskesmas yang berada di
desa Teta, didukung keberadaan 7 posyandu yang tersebar di 5 desa. Di
Lambitu baru ada 1 orang dokter umum, 8 orang bidan desa, 11 orang
paramedic, 4 orang dukun bayi dan 4 orang dukun sunat.
Di Ambil Dari :
http://sarangge.wordpress.com
Sabtu, 30 Juni 2012
0 Selayang Pandang Lambitu
Diposting oleh
Farah PinkQueenZa
di
21.37
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar