Mungkin belum begitu banyak yang tahu kenapa tanah lapang yang berada
di pusat Kota Bima atau di sebelah barat Museum Asi Mbojo ini dinamakan
Sera Suba. Kebanyakan
orang mengetahui bahwa lapangan itu bernama lapangan Merdeka Bima. Tapi
latar belakang penamaan lapangan Merdeka pun mungkin juga belum banyak
orang yang mengetahui. Berikut ini catatan ringan tentang Sera Suba yang senantiasa menjadi Saksi bisu pasang surut sejarah tanah Bima.
Tanah lapang itu memang bernama Serasuba. Sera berarti tanah lapang. Sedangkan Suba secara Harfiah berarti tombak yang dikonotasikan dengan perintah atau titah. Jadi Sera Suba
adalah sebuah tanah lapang tempat memberikan perintah yang dilakukan
oleh para Raja dan Sultan Bima secara turun temurun.
Disamping itu,
Sera Suba juga menjadi tempat bersejarah bagi calon raja dan sultan, dimana Sera Suba
menjadi tempat bagi mereka diuji sebelum memangku jabatan tertinggi di
negara Bima pada masa itu. Dulu, masyarakat berkumpul di tanah lapang
ini untuk berbagai acara seperti atraksi kesenian, adu ketangkasan,
menerima perintah sultan dan pengumuman penting kerajaan.
Pada masa pergerakan kemerdekaan hingga Indonesia merdeka. Sera Suba
betul-betul menjadi pusat pertemuan kalangan pejuang dan rakyat dengan
Sultan. Di Tempat ini pula para pembesar-pembesar Belanda dan Jepang
diterima sebelum memasuki Istana Bima. Salah satunya adalah penyambutan
bersar-besaran rakyat atas kedatangan “ Saudara Tuanya “ Pemerintah
Kolonial Jepang yang dipimpin Kalonel Saito pada tahun 1942. Di tanah
lapang inilah, Bendera merah putih dikibarkan untuk pertama kalinya di
tanah Bima yang menandai dan menjadi saksi sejarah bahwa kesultanan Bima
adalah yang pertama berdiri di belakang Republik Indonesia. Sehingga
sejak saat itu tanah lapang ini bernama lapangan Merdeka Bima.
Sera Suba dan
Lapangan Merdeka Bima sama-sama memiliki nilai historis yang luar biasa
bagi perjalanan panjang Dana Mbojo. Akan sangat naif apabila tanah
lapang yang bersejarah itu dimanfaatkan untuk minum minuman keras,
tempat mesum dan hal-hal yang seronok. Mari kita jaga dan rawat Sera Suba sebagai aseet sejarah, aset budaya dan aset bangsa untuk diwariskan nilai-nilai historis yang melekat dari tanah lapang itu.
Di Ambil Dari :
http://sarangge.wordpress.com
Kamis, 28 Juni 2012
0 Sera Suba Saksi Bisu Pasang Surut Sejarah Mbojo
Diposting oleh
Farah PinkQueenZa
di
03.26
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar