(Epochtimes.co.id) Misi Kepler yang dimotori oleh NASA berhasil menemukan kandidat planet seukuran Bumi pertamanya, sekaligus kandidat planet pertama yang terletak pada habitable zone, yaitu zona dimana air dapat ditemukan eksis di permukaan planet. 5 diantara planet-planet itu hampir memiliki ukuran yang serupa dengan Bumi, dan mengorbit dalam habitable zone pada sebuah bintang yang lebih dingin dan kecil dari Matahari.
Namun kelima kandidat di atas tersebut masih memerlukan pengamatan lebih lanjut. Kepler juga mengonfirmasikan penemuan 6 planet yang mengorbit mengitari bintang seperti Matahari, yang disebut sebagai Kepler-11. Penemuan ini merupakan temuan kelompok planet terbesar yang mengorbit pada bintang lain di luar Tata Surya kita.
“Dalam satu generasi, kita telah mengubah pandangan mengenai planet lain di luar Tata Surya hanyalah suatu judul besar dalam film-film dan bacaan mengenai sains fiksi, menjadi suatu hal yang nyata ketika Kepler membantu mengubah sains fiksi tersebut menjadi sebuah kenyataan.” Penemuan ini menggarisbawahi betapa pentingnya misi sains yang dilakoni NASA, yang secara konsisten meningkatkan pemahaman kita mengenai alam semesta.”
Penemuan ini hanyalah sebagian dari ratusan kandidat planet baru yang berhasil diidentifikasikan oleh data misi sains Kepler, yang dirilis pada 1 Februari. Saat ini, Kepler telah menambah daftar jumlah kandidat planet baru menjadi 1.235 buah. Dari jumlah ini, 68 buah memiliki ukuran yang hampir sama dengan Bumi, 288 buah memiliki ukuran Super-Earth, 662 buah seukuran Neptunus, 165 buah seukuran Jupiter, dan 19 buah sisanya lebih besar dari Jupiter.
Dari 54 kandidat planet baru yang ditemukan berada di habitable zone, 5 diantaranya memiliki ukuran nyaris sama dengan Bumi. Sedangkan 49 sisanya yang terletak di habitable zone memiliki ukuran yang berkisar dari Super-Earth – 2 kali lebih dari ukuran Bumi – sampai lebih besar dari Jupiter.
Penemuan ini merupakan hasil dari pengamatan yang dilakukan pada 12 Mei - 17 September 2009. Lebih dari 156.000 bintang yang masuk dalam bidang pandangan Kepler, kira-kira setara dengan lebar 1/400 dari langit.
“Banyaknya kandidat planet yang ditemukan, begitu sempit bidang pandang (hanya 1/400 dari keseluruhan langit) merupakan suatu fakta yang menunjukkan banyaknya jumlah planet yang mengorbit pada bintang yang serupa dengan Matahari di galaksi ini,” ujar William Borucki dari NASA’s Ames Research Center di Moffett Field, Kalifornia. “Kami berangkat dari nol hingga 68 kandidat planet seukuran Bumi, dan dari nol hingga 54 kandidat planet yang terletak di habitable zone, beberapa diantaranya mungkin memiliki bulan dengan air di permukaannya.”
Diantara bintang-bintang yang memiliki kandidat planet, 170 diantaranya telah terbukti memiliki sistem planet yang mengelilinginya. Kepler-11 yang terletak sekitar 2.000 tahun cahaya dari Bumi, merupakan sistem bintang yang dikelilingi oleh planet dengan jumlah terbanyak dari yang selama ini pernah diketemukan. Keenam planet yang telah dikonfirmasi itu memiliki orbit yang lebih kecil dari Venus, dan 5 dari 6 memiliki orbit yang lebih kecil daripada Merkurius. Satu-satunya bintang lain yang memiliki planet lebih dari satu yaitu Kepler-9, yang memiliki 3 buah. Penemuan mengenai Kepler-11 akan dipublikasikan pada jurnal Nature edisi 3 Februari.
“Kepler-11 adalah suatu sistem yang mencengangkan karena arsitektur dan dinamikanya menyediakan petunjuk mengenai pembentukannya,” kata Jack Lissauer, ilmuwan planet dan anggota tim sains Kepler. “Keenam planet ini merupakan campuran dari batu dan gas, dan kemungkinan juga air. Material berbatu membentuk sebagian besar massa planet, sedangkan gas mengisi sebagian besar volumenya. Dengan mengukur ukuran dan massa dari 5 planet terdalam, kita telah menentukan bahwa kelima planet itu merupakan planet bermassa terkecil yang ditemukan di luar Tata Surya kita.”
Kesemua planet yang mengorbit Kepler-11 berukuran lebih besar dari Bumi, yang terbesar bahkan dapat disandingkan dengan Uranus atau Neptunus. Sedangkan planet terdalam, Kepler-11b, memiliki posisi 10 kali lebih dekat ke bintangnya daripada jarak Bumi ke Matahari. Bergerak keluar lagi, planet-planet sisanya ialah Kepler-11c, 11d, 11e, 11f, dan yang paling luar Kepler-11g, yang berjarak setengah dari jarak Bumi ke Matahari.
Planet Kepler-11d, 11e, dan 11f memiliki jumlah gas ringan yang cukup signifikan, yang juga menandakan bahwa mereka terbentuk setidaknya beberapa juta setelah formasi itu terbentuk.
“Prestasi yang dicetak oleh Kepler dengan terus membuat penemuan baru akan menentukan arah setiap misi exoplanet yang akan datang,” kata Douglas Hudgins, ilmuwan program Kepler di Mabes NASA, Washington.
Kepler, sebuah teleskop yang mengorbit di luar angkasa, menemukan planet dengan cara mengukur tanda-tanda khusus berupa berkurangnya tingkat intensitas kecermerlangan cahaya bintang dalam jumlah yang sangat kecil yang diakibatkan sebuah planet melintas di depannya. Hal ini disebut sebagai transit.
Oleh karena peristiwa transit sebuah planet yang terletak di habitable zone sebuah bintang yang serupa matahari membutuhkan waktu setahun sekali, dan dibutuhkan 3 kali transit untuk memverifikasi, maka dibutuhkan 3 tahun untuk menemukan dan memverifikasi planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang mirip Matahari.
Tim sains Kepler menggunakan teleskop di Bumi, dan Spitzer Space Telescope untuk melakukan pengamatan ulang terhadap sebuah kandidat planet dan obyek-obyek lain yang ditemukan oleh Kepler itu.
Bidang amatan Kepler yaitu konstelasi Cygnus dan Lyra, hanya dapat diamati oleh pengamat di Bumi pada musim semi sampai akhir awal musim gugur. Data dari pengamatan ini membantu menentukan kandidat berikutnya yang dapat divalidasi sebagai sebuah planet. (Science Daily / den)
0 komentar:
Posting Komentar