Sejak abad ke 8 Masehi, Bima telah menjadi daerah transit yang cukup
aman dan menjanjikan harapan. Hal ini didukung oleh letak pelabuhannya
yang berada di teluk Bima yang indah, tenang dan damai. Bahkan beberapa
pengamat maritim menilai bahwa pelabuhan Bima adalah nomor dua indahnya
dari Teluk Bayur di Sumatera. Antara abad ke 8 hingga 12 Masehi, para
musafir dan pedangang dari china telah berlabuh di Bima untuk membeli
berbagai jenis komoditi seperti kayu soga, sopa, rempah-rempah, madu,
dan berbagai jenis makanan khas Bima dan hewan seperti Kerbau dan Rusa.
Mereka(Para pedangang Cina) menukar hasil alam Bima dengan berbagai
macam jenis porselin seperti guci, cangkir, gelas dan lain-lain. Maka
tidaklah mengherankan jika sampai saat ini banyak
peninggalan-peninggalan seperti guci dan porselin yang dijumpai di
beberapa wilayah di Bima seperti di Gunung Sangyang, di kecamatan
Sanggar dan Tambora serta di Parado. Beberapa nama wilayah yang
menyerupai nama tempat atau nama orang dalam bahasa china juga ditemui
di Bima seperti Kore, Piong, Kwangko, dan Sangyang.
Pada masa kerajaan dan Kesultanan, Bima telah menjadi pusat transit
dan perdagangan di wilayah Nusantara timur. Kapal-kapal dari berbagai
Negara dan kerajaan di nusantara serta para pedangang berlabuh dan
menetap di pelabuhan Bima dalam kurun waktu yang lama untuk menghindari
badai sambil menunggu angina musim untuk melanjutkan pelayaran. Selagi
membuang sauh, mereka menjual serta membeli berbagai macam komoditi.
Pada masa itu, Bima telah menjadi Bandar bagi perdangangan di wilayah
Nusantara timur. Dalam Kitab BO banyak sekali ditemui berbagai aturan,
perjanjian maupun kesepakatan yang dibuat antara VOC dengan Pemerintah
Kesultanan Bima tentang perdagangan dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan perniagaan.
Hingga saat ini, pelabuhan Bima tetap menjadi pelabuhan transit dan
pelabuhan tujuan dari berbagai kapal dagang maupun penumpang baik dari
wilayah barat ke timur maupun sebaliknya. Pelabuhan Bima dalam dekapan
keindahan teluknya adalah karunia yang tak ternilai bagi masyarakat Bima
yang harus terus dijaga keberadaannya, dirawat ekosistimnya,
dikembangkan sesuai tuntutan zaman untuk generasi-generasi mendatang.
Di Ambil Dari :
http://sarangge.wordpress.com
Sabtu, 30 Juni 2012
0 Pelabuhan Bima Yang Indah, Tenang Dan Damai
Diposting oleh
Farah PinkQueenZa
di
21.24
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar